Mungkin bagi kebanyakan orang, gudeg adalah gudeg. Namun sebenarnya ada 3 jenis gudeg yang berbeda; gudeg basah, gudeg kering, dan gudeg manggar. Gudeg basah disajikan dengan kuah santan nyemek yang gurih dan banyak diburu untuk menu sarapan pagi. Gudeg jenis ini dapat ditemukan di sepanjang Jalan Kaliurang kawasan Barek, Gudeg Batas Kota (Jl. Adisucipto depan Saphir Square) atau mbok-mbok penjual gudeg di pasar-pasar tradisional.
Gudeg kering dimasak dalam waktu yang lebih lama hingga
kuahnya mengering dan warnanya lebih kecoklatan. Rasanya juga lebih
manis. Gudeg jenis ini bisa tahan hingga 24 jam atau bahkan lebih jika
dimasukkan ke dalam lemari es sehingga banyak diburu orang sebagai
oleh-oleh. Biasanya penjual mengemasnya dalam kardus, besek
(kardus dari anyaman bambu) atau kendil tanah liat. Tidak perlu bingung
kemana harus mencari karena sebagian besar warung gudeg seperti
Selain gudeg nangka muda, Jogja juga memiliki gudeg
manggar. Manggar alias bunga kelapa menghasilkan sensasi kelezatan
tersendiri pada sajian kuliner ini. Bunganya terasa crunchy
sementara tangkainya sekilas memiliki rasa mirip jamur tiram. Semakin
terbatasnya persediaan manggar menyebabkan kuliner ini semakin susah
ditemukan. Beberapa penjual terpaksa menutup warung dan hanya melayani
pemesanan saja. Hanya beberapa tempat yang masih bertahan seperti
beberapa kawasan di daerah Bantul dan Warung Makan Mbok Brewok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar